Panggung kolosal bakal tersaji di Festival Lembah Baliem

Merdeka.com – Bumi Papua selalu menantang untuk dijelajahi. Terlebih bagi mereka yang memiliki jiwa petualangan. Ada satu momen bagus untuk mengeksplorasi. Yaitu Festival Lembah Baliem 2019.

Penyelenggaraan Festival Lembah Baliem, mendapat apresiasi dari Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menurutnya, festival ini levelnya dunia.

“Event ini levelnya sudah dunia. Masyarakat internasional sudah mengetahuinya. Sebab atraksi, aksesibilitas, dan amenitas di sana bagus. Dijamin wisatawan akan puas saat berkunjung ke sana,” tuturnya, Rabu (1/8).

Menurut Menpar keindahan alam Papua sudah diakui dunia.

“Papua sangat terkenal dengan keindahannya. Nature dan culturenya sangat eksotis. Festival Lembah Baliem 2018 ini juga sangat artistik. Beragam karya terbaik dari Bumi Papua akan disajikan secara luar biasa,” tuturnya.

Festival Lembah Baliem 2018 akan digelar 8-10 Agustus 2018. Acaranya dipusatkan di Lembah Baliem, Wamena, Kabupaten Jayawijaya.

Dalam festival ini, beragam kekayaan artistik khas Bumi Cenderawasih akan ditampilkan secara kolosal. Puncaknya adalah Tarian Perang yang melibatkan 1.000 penari. Mereka berasal dari 3 suku besar di dataran tinggi Wamena dan Lembah Baliem. Yaitu Suku Dani, Lani, dan Yali

1000 Orang yang membawakan Tarian Perang, terbagi dalam 26 kelompok besar. Setiap kelompok terdiri dari 30-50 penari.

“Festival Lembah Baliem ini menjadi spot terbaik untuk memotret keindahan Papua dalam waktu yang terbatas. Siapkan saja kamera terbaik. Pastikan memory-nya besar sehingga bisa menampung banyak file. Sebab, festival ini akan memberikan banyak kejutan dengan pesonanya yang luar biasa,” terang Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, I Gde Pitana.

Menampung kreativitas budaya terbaik Bumi Cenderawasih, area besar sudah disiapkan sebagai venue. Luasnya mencapai 400 meter persegi. 250 meter persegi diantaranya akan dipakai sebagai medan perang. Beragam detail ornamen khas Papua akan juga dipasang.

Menurut Pitana, Tarian Perang khas Papua ini sangat terkenal. Karena sudah sangat dikenal.

“Meski hanya simulasi dan berupa tarian, tapi semuanya dikemas bagus. Selain venue, kostumnya juga sangat artistik khas Papua. Tarian Perang ini jadi salah satu sajian yang paling ditunggu oleh wisatawan dari Papua. Untuk itu, festival ini jangan sampai terlewatkan,” lanjutnya lagi.

Tarian Perang ini akan digelar selama dua hari. Menariknya, simulasi perang ini juga akan dimeriahkan dengan dengan alat musik tradisional Pikon. Yaitu alat musik yang terbuat dari kulit kayu. Suara khas akan dikeluarkan oleh Pikon kala ditiupnya. Suaranya merdu bahkan menenangkan.

Ketua Pelaksana Top 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti memuji pelaksanaan festival ini.

“Festival Lembah Baliem sangat kaya warna dan budaya Papua. Tarian Perang merupakan instrumen penting kekayaan budaya mereka. Ada juga Pikon yang unik. Tidak banyak orang bisa memainkan alat musik ini. Hanya mereka punya keahlian khusus,” kata Esthy Reko Astuti

Selain atraksi budaya, Festival Lembah Baliem juga siap memamerkan kekayaan kuliner.

“Selain seni budaya khasnya, Papua juga kaya dengan kuliner. Semuanya akan disajikan secara natural. Jadi, wisatawan benar-benar bisa menikmati keseharian mereka,” tuturnya.

Namun, beberapa catatan wajib diingat oleh wisatawan. Sebelum menikmati Festival Lembah Baliem, ada syarat administrasi yang harus dipenuhi. Mereka harus memiliki Surat Keterangan Jalan. Syarat ini bisa didapatkan dari beberapa Kantor Kepolisian yang berada di wilayah Jayapura, Merauka, Timika, Biak, Nabire, hingga Manokwari.

“Terkait syarat administrasi ini juga harus diperhatikan. Hal ini tidak untuk mempersulit, tapi hanya sekedar pendataan saja. Tujuannya, agar wisatawan semakin nyaman saat menikmati eksotisnya Festival Lembah Baliem,” tegasnya. [hrs]